Tuesday, March 30, 2010

BELIS " GADING GAJAH"

Belis merupakan mas kawin dari pihak laki laki yang akan diberikan kepada pihak perempuan yang akan dinikahi.-
Belis yang akan digunakan berupa taring gajah yang dikenal dengan nama "Gading Gajah" merupakan bagian dari tradisi peninggalan leluhur sejak zaman dahulu kala yang terus dilestarikan secara turun temurun oleh masyarakat di daerah Flores pada umumnya.

Khusus di wilayah Ileape atau mungkin juga di beberapa daerah flores lainnya, Belis berupa gading gajah ini digolongkan menjadi 2 (dua) jenis:
  1. Belis untuk perempuan yang dijadikan istri sah.
    Belis untuk perempuan yang dijadikan sebagai istri sah jauh lebih besar dalam ukuran dan lebih bernilai tinggi secara adat.- Bahkan ketika kami mencoba mencari informasi tentang harga Gading jenis Belis untuk istri sah ini mencapai harga Rp 40.000.000 (empat puluh juta rupiah) per gading.-
  2. Belis untuk perempuan yang tidak dijadikan istri.
    Belis jenis ini merupakan denda adat sehingga nilai gadingnyapun tidak menjadi prioritas baik ukuran, warna.- Karena berukuran kecil maka harga gading jenis ini lebih rendah dibandingkan dengan harga gading untuk belis istri sah.

Sistim belis sebagai warisan nenek moyang ini sangat unik sehingga perlu dilestarikan agar tidak punah.
Namun ada hal hal yang menjadi pertanyaan yang sulit mendapatkan jawaban yang memuaskan hati yaitu bahwa " Mengapa Belis untuk perempuan yang dijadikan sebagai istri sah harganya jauh lebih mahal dibandingkan dengan harga belis sebagai denda adat?"

Menurut hemat kami sebaiknya belis untuk istri sah lebih dipermudah dalam arti ukuran yang lebih kecil dan harganya lebih terjangkau; sedangkan untuk denda adat harus berupa gading yang besar dan mahal harganya sehingga dapat membuat efek jera bagi pelaku pelaku kejahatan moral.-
Tapi bagaimana caranya yach??
Mungkin perlu peran pemerintah daerah serta pemuka pemuka adat ??!!


Ketika kami duduk bersama beberapa warga Flores dalam bincang bincang tidak resmi sambil menghirup kopi panas di sebuah warung kopi didaerah Bengkong Batam, beragam pendapat tentang sistim belis atau mas kawin ini mencuat.

Ada 2 pendapat yang berkembang saat bincang bincang tidak resmi disebuah warung kopi:
  1. 3 (tiga) warga Flores yang hadir (belum menikah 2 orang dan yang sudah menikah 1 orang) menyatakan persetujuan jika sistim belis diubah dalam arti meringankan bagi kaum muda mudi Flores yang ingin membentuk rumah tangga. Masa untuk dijadikan istri dan dipertanggung jawabkan baik dalam segi agama maupun adat kok dipersulit. Tengoklah ke kampung, betapa banyaknya gadis gadis tua yang karena faktor mahalnya belis ini. Demikianlah kelompok stuju memberi alasan.
  2. 3 (tiga) warga yang hadir ( mewakili golongan tua ) tidak setuju dengan pendapat di atas karena sistim belis ini sudah turun temurun yang harus tetap dilestarikan. Tentang mahalnya harga belis untuk seorang istri sah adalah baik agar setiap lelaki tidak menyia nyiakan istrinya karena dia telah mengorbankan banyak hal untuk mendapatkan perempuan pilihannya tersebut. Dan soal belis untuk istri tidak perlu dipandang dari harga gadingnya karena sistim pembayaran belis kepada pihak perempuan tidak harus dilakukan saat itu tetapi bahkan hingga berpuluh tahun.- Itu artinya kita tidak perlu takut untuk kawin dengan gadis gadis orang kita ( Flores ). Demikianlah kelompok menolak memberi alasan.
Kami hanya manggut manggut kepala karena dianggap masih anak anak sehingga belum boleh ikut memberikan kontribusi pendapat baik setuju atau tidak.

Sebagai anak keturunan aku tidak tahu yang mana benar dan yang mana salah karena semua punya alasan sendiri sendiri.

Namun ada satu hal yang dapat menjadi pelajaran berharga yaitu : " Adat harus tetap kita lestarikan agar tidak hilang atau punah tetapi jika adat atau tradisi tersebut memberatkan maka kita perlu terbuka untuk mengoreksi kembali agar tradisi itu menjadi semakin bernilai bagi anak cucu kita.".-

by Ifan Making