Monday, August 6, 2012

MAHALNYA BIAYA PENDIDIKAN NEGRI INDONESIA

Ayahku seorang guru sekolah Dasar, demikian pula ibuku. Artinya saya adalah anak dari pasangan guru.
Namun beberapa peristiwa yang menggelikan hati terjadi di kota tempat aku menyelesaikan pendidikan Sekolah lanjutan Tingkat Atas.

Adikku nomor yang ke-2 yang memiliki nilai rata rata UN SMP sebesar 8,18 didaftarkan oleh kedua orang tuaku di salah satu Sekolah Menengah Atas ( SMA ) Negeri yang tidak jauh dari rumahku dengan tujuan agar menghemat biaya transportasi.-
Sistim Pendaftaran secara On Line sehingga apabila nilai rata rata UN tidak memenuhi ketentuan maka akan dipindahkan ke sekolah lain sebagai sekolah pilihan.-
Ternyata Rata Rata Nilai UN yang diterima disekolah tersebut adalah 8, 20. Itu berarti adikku memiliki nilai yang oleh bapak saya dikatakan beda tipis.


Karena nilai Rata rata UN yang diterima beda tipis maka kedua orang tuaku mencoba menghadap ke Kepala Sekolah SMA Negeri tersebut untuk memohon agar adikku dapat diterima karena dekat dengan rumah.
Kepala Sekolahpun langsung merespon dengan baik permohonan kedua orang tuaku. Mungkin karena sama sama guru!?.
Nama adikkupun langsung dicatatkan pada lembaran khusus sebagai tanda diterima disekolah tersebut.

Keesokan hari tepatnya hari     tanggal   bulan Juli tahun 2012, orang tuaku harus membayar Uang Seragam sebesar Rp 1.000.000,00, dan  Uang Sekolah selama 2 Bulan sebesar Rp 400.000,00.-


Namun pembayaran keuangan baik uang seragam maupun uang sekolah 2 bulan ini dipisahkan untuk siswa yang lolos seleksi On Line dengan siswa yang tidak lolos seleksi yang diberi istilah Lewat Belakang.-
Adikku termasuk kategori siswa yang tidak lolos seleksi on line atau tepatnya disebut Lewat Belakang.-


Pada hari Senin Tanggal 24 Juli 2012 datang undangan dari Sekolah untuk rapat orang tua murid bersama komite sekolah.-
Sisswa yang tidak lolos seleksi on line ini dibebankan biaya tambahan sebesar Rp 3.560.000,00
Namun banyak orang tua wali murid
Orang tuaku memperdebatkan hal ini ketika sedang duduk santai di beranda rumah kami.-
Apakah pembayaran harus ditambah lagi karena melalui Pintu Belakang??
Duit darimana lagi untuk bayar semua itu? keluh kedua orang tuaku.-

Dua hari kemudian, kedua orang tuaku mencoba jalan yang lain.-
Mengandalkan status sebagai guru, dengan membawa kartu PGRI, keduanya berangkat ke kantor kepala Sekolah untuk memohon agar





Comments
0 Comments
Facebook Comments by Media Blogger

No comments:

Post a Comment

Jika berkenan silahkan tinggalkan pesan anda untuk masukan kami